Jumat, 11 Januari 2013

DISKUSI KEMAHASISWAAN FKUR

COBA RENUNGKAN DAN RESAPI 

Kita sering mengeluh, banyak hal dikampus yang terkadang mengecewakan atau bahkan sangat merugikan mahasiswa, tapi kita hanya berdiam diri dan berharap semuanya berubah secara instan, yah walaupun kita kebanyakan anak kos yang sering makan mie instan, tapi pemikiran kita tidak boleh seperti itu. Kalau kita ingin perubahan, kita harus bergerak, tidak bisa cuma dengan berdiam diri saja karena faktanya “sim salabim” tidak ada didunia nyata.

BEM FK UR memfasilitasi seluruh mahasiswa untuk menyampaikan masalah-masalah dan keluhannya ke pihak dekanat melalui ‘DISKUSI KEMAHASISWAAN’ yang akan dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2013 pukul 13.00 – 15.00 di pbl lantai 1.Mungkin banyak dari teman-teman yang berfikiran untuk tidak datang atau mungkin malah berfikir “untuk apa sih diadakan acara diskusi kemahasiswaan? toh sama saja selama ini tidak ada perubahan, percuma aja ada BEM, lagian kami kan udah ngisi angket.” 

Oleh karena itu, kami ingin menjelaskan bahwa BEM hanya memfasilitasi pertemuan mahasiswa dengan dekanat. Sukses atau tidaknya tuntutan teman-teman terhadap pihak kampus tergantung dari partisipasi teman-teman semua. Untuk yang bilang tidak ada perubahan setelah diskusi kemahasiswaan, coba fikirkan lagi, diskusi kemahasiswaan yang diadakan setiap tahunnya itu saling berkesinambungan, jadi setiap hal yang di putuskan oleh dekanat pada diskusi kemahasiswaan pasti selalu difollow up oleh BEM. Sebagai contoh kecil kita bisa merasakan dinginnya ruang praktikum karena tuntutan diskusi kemahasiswaan tahun lalu, atau sistem double blok sebagai pengganti semester pendek. Memang semuanya tidak bisa selalu instan, mungkin kita harus menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan apa yang kita minta, karena kita berhubungan dengan birokrasi yang segala sesuatunya memang harus melewati proses. Jadi disini peran teman-teman semua sangat dibutuhkan. Berbicara, sampaikan apa yang kita inginkan, dan beri argumen atas apa yang kita inginkan. Karena kita bukan hanya sebagai agen kesehatan, tapi kita juga agen perubahan dan pembangunan. Apa yang kita lalukan saat ini akan menentukan bagaimana kita kedepannya. Jika mungkin memang fobia sosial, cukup dengan hadir saja diacara diskusi tersebut, karena pada prinsipnya dengan kehadiran kita, kita telah membuktikan kalau kita memang menginginkan ada perubahan. Jika yang hadir pada acara tersebut sedikit pasti dari pihak kampus akan berfikir kita tidak meminta dengan sungguh-sungguh karena kita saja tidak hadir.Untuk masalah-masalah dari angket yang sudah dikumpulkan oleh BEM dan setelah di diskusikan dengan PERWAKILAN ANGKATAN, BEM,BLM, FKDM, dan UKM (CIMSA,FOSMI,TBM,WAKREMA). 

Ada 3 poin masalah utama yang akan kita ajukan dalam diskusi kemahasiswaan :
  1. Masalah status, peraturan, dan mekanisme pelaksanaan double blok.
  2. Hari kemahasiswaan
  3. Dukungan kampus terhadap kegiatan mahasiswa dan kegiatan kampus
Secara umum yang akan disampaikan adalah : 

Akademis : 
  1. Status, Peraturan, dan mekanisme pelaksanaan Sistem double blok diperjelas
  2. Penjelasan perubahan sistem penilaian blok dan OSCE
  3. Mekanisme dan peraturan blok
  4. Jadwal kuliah
  5. Peraturan perizinan sehubungan dengan ujian
  6. Waktu pengeluaran nilai dan remedial
  7. Waktu ujian praktikumpenggunaan ruang tutorial yang terbatas
  8. Jam buka perpustakaan diperpanjang dan diefektifkan waktu bukanya
  9. Jurnal update
Non-Akademis : 

Fasilitas perkuliahan
  1. Wifi 
  2. Sarana praktikum
  3. Fasilitas kampus:Tempat parkir sempit, Toilet kotor, Air tidak bersih, Kran air rusak, Bus kampus kurang layak.
Kemahasiswaan
  1. Keberlakuan Buku Pedoman Kemahasiswaan, Sehubungan dengan hari kemahasiswaan, dan kawasan tanpa rokok.
  2. Dukungan untuk kegiatan kemahasiswaan dan kegiatan kampus
  3. Pembatasan pemakaian kampus
  4. Perizinan mengikuti kegiatan kemahasiswaan
Untuk poin satu masalah utama yaitu mengenai sistem double blok : menurut beberapa informasi dari kalangan dosen, ternyata sistem double blok masih berupa uji coba, belum diresmikan menjadi kebijakan. Sehingga karena dalam pelaksanaannya selama satu semester ini hasilnya lebih banyak mudharatnya, kemungkinan tidak akan disahkan menjadi kebijakan. Sementara untuk semester pendek tidak mungkin dilakukan karena mutu pendidikannya menjadi sangat rendah. Apakah teman-teman akan berdiam diri saja? Sementara banyak dari teman-teman yang memerlukan double blok untuk mengejar kelulusan yang tepat waktu. Sampaikan pendapat kalian pada pihak kampus dalam diskusi sabtu besok.
Untuk poin kedua mengenai hari kemahasiswaan: kita pernah merasakannya beberapa bulan yang lalu. Dari hasil survey yang dilakukan 92% mahasiswa FK UR tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler baik itu BLM, BEM, FOSMI, CIMSA, WAKREMA, TBM, club basket maupun futsal. Sehingga hari kemahasiswaan memang sangat dibutuhkan, karena jika tidak ada hari kemahasiswaan, kita akan menggunakan waktu libur kita yang seharusnya untuk beristirahat. Peraturan mengenai hari kemahasiswaan tercantum dalam buku pedoman kemahasiswaan yang masih berlaku sampai sekarang. Dalam buku tersebut disebutkan  “Pihak Fakultas menerapkan kebijakan dengan menghimbau pengelola blok agar kegiatan belajar mengajar diminimalisir atau ditiadakan pada setiap hari sabtu untuk memberi kesempatan pada mahasiswa untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler” (student day, hal 41). Apa yang terjadi dengan kita ? kita tetap kuliah dari pukul 08.00 sampai pukul 15.00 atau pukul 17.00. jika alasan fakultas karena peraturan dari universitas yang mewajibkan 6 hari kerja, maka kita tetap bisa meminta hak kita karena peraturan dari universitas pada hari jumat hanya sampai pukul 12.00 dan sabtu sampai pukul 14.00. bukan seperti kita yang mau lima atau enam hari kerja tetap saja pulang kuliah pukul 17.00. apakah kita terima saja ? Setidaknya kita butuh kejelasan dari hal tersebut.

Poin ketiga mengenai dukungan kampus terhadap kegiatan kemahasiswaan dan kegiatan kampus. Banyak acara-acara dikampus yang sangat sedikit dukungannnya dari pihak kampus. Sebagai contoh dalam kegiatan dies natalis FK yang merupakan acara besar kampus, bisa kita hitung dengan jari berapa orang dosen dan pegawai kampus yang hadir, padahal disitulah kita bisa berbagi kebahagiaan sebagai sesama civitas academika. Untuk acara yang bersifat silaturrahmi seperti halal bihalal kampus juga bisa dihitung berapa banyak dosen dan pegawai yang hadir, padahal tujuan dari acara tersebut adalah untuk mempererat tali silaturahmi antar civitas academika. Jadi seolah-olah acara yang melibatkan mahasiswa itu sama sekali tidak penting dan sangat sepele. Sangat ironis bukan ?. selain itu, penggunaan kampus juga sangat terbatas, kita hanya boleh memakai ruangan kampus sampai pukul 18.00 saja, padahal banyak hal yang ingin kita kerjakan dikampus, misalnya membuat tugas, diskusi kelompok dan lain-lain.Melihat fenomena dan fakta-fakta yang telah dijelaskan diatas apakah teman-teman akan berdiam diri saja ??  

TUNJUKAN AKSIMU!!
UNITED? YES WE CAN!!KASTRAT BEM FK UR

Sumber : BEM FK UR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar